Sabtu, 08 Agustus 2015

Ziarah 9 Gua Maria Rombongan MEGAMAS MANADO

SIARAH 9 GUA MARIA
Jika ingin mengajukan ziarah kelompok. KLIK

























Acara Ke Cikanyere Bln Desember , Mei 2015


Luangkan Waktu untuk duduk mendengarkan firman dalam Retret.
ACARA CIKANYERE MeI 2015





CIKANYERE DESEMBER 2015RETRET PENYEMBUHAN LUKA BATIN

Tgl
Hari
Waktu
Kegiatan
9 – 12-‘15
Rabu
16.00
Di Statiun Gubeng
10 – 12-‘15
Kamis
10.00
12.00
Di jemput bis diantar ke cikanyere
Sdh RETRET
11 – 12-‘15
Jumat




RETRET Penyembuhan Luka Batin
12 – 12-‘15
Sabtu

RETRET Penyembuhan Luka Batin
13 – 12-‘15
Minggu

14.00
Misa penutupan
Menuju di Rumah Retret Ursula
14 – 12-‘15


Tangkuban Perahu
Menuju Gua Maria Karmel Lembang
Ciamplas
Tidur di Rumah Retret Ursula
15 – 12-‘15
Senen
08.00
- Cibaduyut
- Rumah Mode Bandung
 Masuk Rumah Retret Ursula
16 – 12-‘15



10.00
12.00
14.00
16.00
Ke Gereja Salib suci jl Kemuning Bandung
 - Wisata Oleh oleh makanan
-   Kartika Sari
Harus sampai statiunkereta api  kebun kawung
17 – 12-‘15

08.00
Masuk Statiun Gubeng Sby

Gua Maria Ibuku GERIWENING




1.    Selintas Sejarah

Ü  Bagaimana kondisi sebelum ada gua ? Tanah itu milik siapa ? Lalu, apakah tanah “dihibahkan” ke gereja ?
Ü   Kondisi sebelum ada gua, tempat tersebut menjadi ladang tadah hujan, bila musim hujan tiba peternakan tersebut ditanami padi gogo. Di atas batu yang tanahnya masih sedikit tersisa bila musim hujan tumbuh rerumputan yang subur, sehingga oleh warga sekitar dijadikan tempat mengembalakan kambing.
Tanah yang dibangun Gua Maria adalah milik keluarga Gito Suwarno, selanjutnya tanah tersebut akan dihibahkan ke gereja Wedi  untuk tempat ziarah seluas 2088m2.
Ü  Semangat dasar apa hingga “mereka” menginginkan adanya gua ? Siapa tokoh-tokoh itu ?
Mugi Asma Dalem Gusti Kaluhurno, itulah semangat awal kami untuk mendirikan tempat Ziarah. Tentu hal ini ada latar belakang yang membuat kami mempunyai kerinduan.  Sejarah awal berdirinya gua Maria, Pertama saudara Yakobus Suroyo melihat sinar putih kebiru-biruan jatuh dibelakang rumah. Setelah melihat sinar Suroyo penasaran dengan sinar yang dilihat. Maka untuk melihat apa sebenarnya  sinar itu, setiap pkl 00.00Wib ia berdoa. Berdoa bukan hanya sehari dua hari tapi berbulan-bulan , dan akhirnya dalam doaya ia mendapat sebuah jawaban, dalam waktu sekilas ia melihat adanya bayangan wajah putih bersinar. Dan saat itu ada pesan singkat “Berilah patung ditempat ini, supaya dengan perantaraan ibu-Ku nama-Ku dikenal”.  Boleh dikatakan adanya gua Maria adalah jawaban sebuah doa. Pengalaman Ini merupakan pengalaman pribadi  tidak harus dipercaya. Dari pengalaman ini lalu kami glenak-glenik selanjutnya mau buat apa? Lalu ada teman dari Paroki Wedi Romanus Pambudi mengusulkan bagaimana kalau Almarhum Pak Gito Suwarno diberi penghargaan Beliaukan orang katolik pertama di sengon kerep, apalagi jasanya sangat besar bagi perkembangan umat dan juga warga sekitar. Usul demi usul kami tampung dan secara kebetulan Rm Sugiarto SCJ juga berkunjung ke Sengon Kerep dan mengusulkan “belakang rumahmu itu kalau diberi Gua Maria sangat bagus” lalu pertanyaan dilemparkan kepada Petrus Cipto Nlha kowe piye, karena saya paling senang dengan devosi kepada Bunda Maria ,lalu saya mengatakan buatlah Gua Maria yang kecil dulu Untuk perintisan. Kalau memang ini kehendak Allah akan menjadi besar tetapi kalau bukan kehendakNya pasti akan lenyap, tetapi kenyataanya menjadi besar. Dan mulai saat itulah kami mulai bergerak.
Ü  Bagaimana sikap hirarki ketika itu ?
Ü  Dari pengalaman ini lalu kami membicarakan ke romo paroki untuk minta pendapat dan ada salah satu umat mas Pambudi yang bersedia menyumbang patung Maria ukuran 40 cm dan diberkati oleh Romo Yanuar Ismadi Pr sebagai romo Rekan diparoki Wedi. Namun romo paroki tidak bisa merintis karena ada kesibukan lain maka perintisan oleh romo YR. Susanto SCJ dan Romo Gerardus Zwaard SCJ.
Ü  Bagaimana sikap pemerintah setempat sampai kabupaten ?
Ü  pemerintah setempat menyambut positif akan rencana ini, hal ini terbukti dari surat perizinan yang dikeluarkan pemerintah desa. Dari awal pembangunan dua kali kami mengadakan syukuran sekaligus sebagai sosialisasi kepada warga sekitar , dan warga menyambut sangat positif, bahkan sebagian besar dari pekerja adalah saudara-saudari kita yang muslim, bukan hanya desa kami tapi yang bekerja sudah antar kelurahan. Dan sosialisasi yang ketiga ini sosialisasi yang sangat besar, tgl 28 April 2011. Yang diundang adalh semua warga yang depan rumahnya dilewati peziarah ada dua kelurahan yang kami undang yakni kel Serut dan Kel Sampang, dari para warga RW-Kecamatan, kapolsek Koramil Gedangsari kami undang untuk acara sosialisasi ini. Dalam sambutanya dari Wakil kecamatan mengatakan kami sangat mendukung adanya tempat ziarah tersebut, bahkan pihak kecamatan berjanji akan mengalokasikan dana tahun 2012 untuk pembangunan jalan menuju tempat ziarah.
Ü  Bagaimana PROSES pembangunan fisik ? Mulai dari babat alas sampai gua dan sebagainya ?
Ü  Proses pembangunan fisik sangat lancar hal ini didukung oleh para donatur yang dengan tulus hati menyumbangkan uangnya untuk pembangunan ini. keterlibatan semua warga sangat nampak dalam hal ini. sampaiakhirnya kami mengembangkan sayab jadi bukan hanya orang katolik saja yang bekerja tapi orang muslimpun kami libatkan. Dalal hal ini suasana kekeluargaan, kerjasama sangat nampak sekali dalam pembangunan ini.



               Pada era 1970-an (kapan persisinya ?) Rm. Santo Seputra,Pr dan Rm Tjokroatmadja,Pr  -- dari Paroki Santa Perawan Maria (SPM) Bunda Kristus di Wedi, Klaten – sudah mengenal daerah Sengon Kerep. Mereka berdua datang melakukan pelayanan rohani dan pastoral kepada umat katolik setempat. Nama Sengon Kerep juga sering disebut-sebut dalam pengumuman menjelang akhir Misa Ekaristi.Intinya ada hari-hari tertentu kedua Romo berpastoral ke Sengon Kerep.
               Selanjutnya, pelayanan pastoral kepada umat di Wilayah Sengon Kerep terus berlanjut dan dilakukan oleh Rm. A. Hantoro Pr, Rm. Harjoyo Pr, Rm. Murdisusanto Pr, Rm. Y. Sukardi Pr,  Rm. Priyambono Pr (alm), Rm. Saryanto Pr, Rm. Purwatma Pr, Rm. Subagya Pr, Rm. Mantoro dan akhirnya sekarang Rm. Bambang Triantoro Pr, Rm. Juned Pr dan Rm.Bondan Pujadi Pr.
               Lalu bagaimana cerita berikutnya berkenaan dengan Gua Maria Giri Wening ? Adalah Yusup Paimin Gito Suwarno, warga “asli” Sengon Kerep. Dia orang katolik pertama di dusunnya, yang sanggup menghantarkan Sengon Kerep menjadi ladang Kristus. Berawal dari mengenang “jasa perintisan” sekaligus meneruskannya, plus kerinduan OMK (orang muda katolik) dalam kehidupan beriman, tersentuh untuk membangun tempat peziarahan.
               Rencana pembangunan tempat ziarah  disetujui oleh keluarga Gito Suwarno (Y Suroyo dan R. Pambudi ), dan didukung oleh komunitas Imam-Imam Hati Kudus Yesus (SCJ) Yogyakarta, serta seluruh umat Sengon Kerep. Langkah pertama dimulai yaitu babat alas, pada 16 September 2009. Mulai merintis pembangunan tempat ziarah yang diawali dengan pembuatan jalan setapak menuju lokasi  yang akan dibangun tempat doa.
               Tentu saja, terlebih diawali dengan berbagai pertemuan dalam rangka sosialisasi kepada warga setempat sampai ke tingkat kabupaten.

Foto: sosialisasi rencana pembangunan

Foto: babat alas

               Pada 6 November 2009 pukul 19.00 WIB diadakan Misa Kudus yang dipersembahkan oleh Rm. YR. Susanto SCJ dan Rm. Gerardus Zwaard, SCJ.

Foto: Misa Kudus dipersembahkan Rm Susanto dan Rm Zwaard

               Langkah kedua adalah mengganti patung Bunda Mari. Yang semula tingginya 30 cm, diganti dengan ukiran batu setinggi 2 meter seberat 1 ton.Bunda Maria diukir di atas permukaan batu sembari menggendong putra-Nya.  Patung itu dibuat oleh seorang perajin beragama muslim di Muntilan. Bersama umat dan warga sekitar meski tidak katolik melakukan gotong royong. Mereka menurunkan patung dari truk dan menggotongnya sampai ke lokasi gua. Dengan penuh perjuangan akhirnya patung Bunda bisa menempati tempatnya. Disamping itu, umat bersama warga (non Katolik) telah terjalin erat dan bekerja. Para lelaki memecah batu dan para perempuan menggendong batu . Batu-batu dibawa ke atas untuk penataan lokasi hingga tampak indah.

Foto-foto: Patung Bunda dari bawah lalu dibawa truk, diangkat ke atas.
Foto pria memecah batu
Foto perempuan menggendong batu
               Pada 9 Juni 2010 diadakan Misa Kudus yang dipersembahkan Rm.Agustinus  Riyanto, SCJ. Pada kesempatan itu, patung Bunda diberkati dan Romo Riyanto mengganti nama: dari "Watu Gedhek"  menjadi“Taman Maria GIRI WENING” (Gunung Keheningan).

Foto: Misa bersama Rm Riyanto

               “Tempat ini akan menjadi berkat dan terberkati kalau umat di sini setiap hari menggunakan tempat ini untuk berdoa”, pesan Rm. Riyanto. Lebih lanjut pesannya, dalam menata tempat ini kita tetap menyatu dengan alam, memelihara apa yang ada,  dan tidak menebang pohon yang ada. “Keteguhan dalam iman akan menjadikan kuasa Tuhan semakin kuat bekerja. Kita tetap menyatukan hati dalam doa dan kasih penuh iman. Tuhan melalui Bunda Maria akan memberikan yang terbaik bagi umatNya dan dengan kuasaNya mampu mengubah penderitaan menjadi berkat bagi banyak orang. Tetap semangat dan teguh dalam iman”, lanjut Rm Riyanto
               Sekarang, para peziarah dari Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, dan juga dari luar Jawa berduyun-duyung datang ke Giri Wening. Mgr Edmund Woga dari Keuskupan Weetebula pernah  berziarah, dan juga Mgr.Johanes Pujasumarta , uskup Keuskupan Agung Semarang. Dalam kunjungan Pastoralnya sempat berkunjung ke Gua Maria Giri Wening.
Foto: Mgr…………………uskup Keuskupan Weetebula di depan gua
Foto: Mgr Pujasumarta Uskup Keuskupan Agung Semarang di depan gua
Foto:
Nb yang audiensi dengan bupati Gunungkidul adalah panitia Pembangunan pada hari Jumat, 9 Maret 2012. Di rumah dinas bupati)
2.     Lingkungan Giri Wening
·       Patung Bunda Maria(Foto)
Patung Bunda Maria membopong putra-Nya, mengapa memilih seperti itu ? Apa maknanya ?.pemilihan ini terispirasi dari jawaban sebuah doa lalu saya terjemahkan dalam bentuk patung Maria yang membobong bayi Yesus. Selama ini kebanyakan patung Maria yang berada ditempat ziarah adalah Maria Ratu, Maria berdiri sendiri. Maka saya sedikit membuat lain dari yang lain yaitu Maria Bersatu dengan PuteraNya. karena Maria dan Yesus bersatu erat dan tak terpisahkan. Dalam patung ini Maria menujukkan kepada kita pada Hati Kudus PuteraNya. Supaya dengan perantaraanku semua orang mengenal anakku. Vivat Cor Jesu Per Cor Mariae (Hiduplah hati Yesus melalui hati Maria)
·       Jalan Salib(Foto): Uraian sepajang jalan salib kita akan melihat pemandangan yang indah, batu-batu besar turut menyemarakan perjalanan salib …………………
·       Golgota(Foto): uraian Pucak golgota dibuat berbeda dengan yang lain juga.Salib di Golgota tanpa korpus, saya terinspirasi mengapa akhir jalan salib kita masih merenugkan yesus yang tersalib.di Giri wening ini kita diajak untuk merenungkan Yesus yang bangkit.(ada patung kebangkitan) dalam hai ini terinspirasi oleh Injil Yohanes dimana Golgota, Taman dan kubur letaknya sangat berdekatan (ada Kubur kosong yang terbuka batunya) ……………………………..
·       Pendopo(Foto): dipakai untuk …istirahat kadangkala untuk perayaan misa dalam jumlah kecil(untuk kelomopok-kelompok)……………………………..
·       Kapel(Foto):  dipakai setiap hari Sabtu untuk perayaan Ekaristi umat Sengon Kerep……………………………
·       Ada yang lain?(Foto-foto)…alm Gito Suwarno Katolik pertama (dalam bentuk fisik perlu discan)………………………………….

3.      Kesaksian-kesaksian(syukur ada Fotonya)
            Sekitar 5-10 orang, dengan RAGAM  “mukjizat” yang dialami, misalnya: sembuh dari penyakit…., akhirnya punya anak, dapat calon suami/istri, menerima “panggilan hidup” membiara, dan sebagainya.
ü  Bapak / Ibu / Sdr: ....................................   Apa mujizatNya: ..............................................
ü  Bapak / Ibu / Sdr: ....................................   Apa mujizatNya: ..............................................
ü  Bapak / Ibu / Sdr: ....................................   Apa mujizatNya: ..............................................
ü  Bapak / Ibu / Sdr: ....................................   Apa mujizatNya: ..............................................
ü  Bapak / Ibu / Sdr: ....................................   Apa mujizatNya: ..............................................
ü  Bapak / Ibu / Sdr: ....................................   Apa mujizatNya: ..............................................

4.    Lokasi

               Bila Anda dari Jakarta atau Bandung menuju ke Jogjakarta, dilanjutkan ke arah Klaten. Sesampainya di traffic light (lampu “bangjo”) pertigaan Bendo Gantungan, belok ke KANAN. Sementara itu sebaliknya, bila Anda dari Surabaya atau Malang menuju ke Solo, dilanjutkan kea rah Klaten. Sesampainya di traffic light (lampu “bangjo”) pertigaan Bendo Gantungan, belok ke KIRI.

               Perjalanan dilanjutkan menuju ke arah Pasar Wedi. Setelah melewati Pasar Wedi ada Masjid Agung Nurul Jami, kalau ke kiri kearah Cawas atau Bayat, tapi Anda ambil yang lurus sampai menemukan perempatan Desa Gunungan. Dari perempatan itu ambil jalan yang lurus kearah selatan, sampai mentok di bawah kaki gunung. Berikut, setelah sampai kaki gunung ambil arah kiri, daerah ini namanya Jogoprayan, diujung desa tersebut ada pertigaan jalan lurus, ikuti terus jalan tersebut sampai menemukan desa Sampang. Nah akhirnya, dari desa Sampang mencari Desa Sengon Kerep, itulah tempatnya Gu Maria Giri Wening.