GUA Maria Kerep dibangun pada tahun 1954 sebagai
wujud kerinduan umat Paroki Santo Yusuf Ambarawa untuk mendekatkan diri pada Tuhan
dengan perantaraan Bunda Maria. Pembangunannya dipelopori oleh para Bruder
Jesuit dan didukung oleh Romo J. Reijnders Sj, pastor paroki Santo Yusuf
Ambarawa. Semula para biarawan itu tinggal di Yogyakarta. Mereka hijrah ke
Muntilan pada 1948 sebelum menetap di Kerep, Ambarawa. Pada tahun 1960, bruderan
pindah ke Salatiga. Dengan bantuan siswa SGB,
mereka
mengumpulkan batu demi batu hingga akhirnya berdiri Gua Maria Kerep. Bangunan
itu diresmikan oleh MgrAlbertus Soegijapranata SJ pada 15 Agustus
1954.
Lokasi
Gua Maria Kerep ditemukan oleh Pastor Lukas Koersen SJ, direktur para Bruder
Apostolik dan Pastor Kester SJ. Letaknya di kebun Bruderan. Lokasi itu tidak
terlalu istimewa, tetapi sangat cocok untuk tempat ziarah. Tidak lama setelah
itu, gua Maria dibangun di lokasi yang ditunjukkan oleh kedua pastor tersebut.
Sebelumnya, umat setempat berziarah ke Sendang Sriningsih, Wedi Klaten. Sejak
diresmikan pada tahun 1954, gua ini ramai didatangi para peziarah.
Pada
tahun 1981, Gua Maria Kerep direnovasi berkat dukungan Keluarga Lo Thiam Siang
alias Bapak Bedjo Ludiro dari Juana, yang baru saja berziarah ke Gua Lourdes,
Perancis. Keluarga i bersyukur kepada Tuhan terkabulnya doa mereka bagi kesembuhan
sang istri dari penyakit lumpuh. Gua ini dibangun mirip Gua Maria Lourdes.
Upacara pemberkatan dilakukan pada 4 Oktober 1981 oleh Uskup Agung Semarang
saat itu justinus Kardinal Darmojuwono.
Seiring
dengan besarnya jumlah umat untuk berziarah ke Gua Maria Kerep, Uskup Agung
Semarang Mgr. Julius Darmaatmaja SJ pada tahun 1992 membentuk Panitia
Pembangunan Gua Maria Kerep untuk melakukan renovasi tambahan dan membangun
beberapa fasilitas pendukung untuk kegiatan rohani (rekoleksi, retret dan
,pertemuan rohani lainnya). Juga dibangun stasi-stasi jalan salib di antara
pepohonan yang rindang sepanjang musim. Di kompleks gua ini juga terdapat makam
Pendiri Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), Ibu Maria Soelastri Soejadi
Darmoseputro, yang wafat pada 8 September 1975.
Dewasa
ini halaman Gua Maria Kerep bisa menampung sekitar 3.000 umat. Yang berziarah
ke sini bukan hanya umat Katolik, melainkan juga umat agama lain. Bagi umat
Katolik, keberadaan Gua Maria Kerep tidak hanya sekadar sebagai tempat untuk
berziarah dan berdoa. Kehadiran gua tersebut erat kaitannya dengan sejarah
perkembangan agama Katolik di Jawa Tengah. Daerah ini merupakan salah satu
pusat perkembangan agama Katolik di daerah ini.
DOA KEPADA SANTA PERAWAN MARIA YANG
TERKANDUNG TANPA NODA
Ya Santa
Perawan Maria yang bersih tan pa noda dosa, Bunda yang penuh
rahmat, engkaulah Bunda Puteramu yang tak berdosa, Tuhan semesta alam yang
mahakuasa, engkau yang mahakuasa dan serentak suci, harapan mereka yang putus asa dan
kaum pendosa, kami
mengidungkan madah pujian bagimu. Kami menyembahmu, sebagai yang penuh rahmat, engkau yang melahirkan Allah-manusia kami semua bersembah sujud di hadapanmu; kami memohon kepadamu dan memohon dengan sangat bantuanmu. Tolonglah segera kami ini, ya Santa Perawan Maria yang suci dan tak bernoda dari setiap kebutuhan yang menekan kami dari semua pencobaan si jahat. Jadilah pengantara kami dan pembela kami pada saat kami menyongsong kematian dan saat kami menghadap pengadilan atas diri kami; bebaskanlah kami dari api yang tak kunjung padam dan dari kegelapan; buatlah kami pantas demi kemuliaan Puteramu ya Santa Perawan Maria, Bunda yang amat pengasih. Engkau sungguh satusatunya harapan kami yang paling kami andalkan dan yang suci di hadapan Allah, kepadamulah hormat dan kemuliaan, keagungan dan kekuasaan, dari segala masa sampai selama-lamanya. Amin.
mengidungkan madah pujian bagimu. Kami menyembahmu, sebagai yang penuh rahmat, engkau yang melahirkan Allah-manusia kami semua bersembah sujud di hadapanmu; kami memohon kepadamu dan memohon dengan sangat bantuanmu. Tolonglah segera kami ini, ya Santa Perawan Maria yang suci dan tak bernoda dari setiap kebutuhan yang menekan kami dari semua pencobaan si jahat. Jadilah pengantara kami dan pembela kami pada saat kami menyongsong kematian dan saat kami menghadap pengadilan atas diri kami; bebaskanlah kami dari api yang tak kunjung padam dan dari kegelapan; buatlah kami pantas demi kemuliaan Puteramu ya Santa Perawan Maria, Bunda yang amat pengasih. Engkau sungguh satusatunya harapan kami yang paling kami andalkan dan yang suci di hadapan Allah, kepadamulah hormat dan kemuliaan, keagungan dan kekuasaan, dari segala masa sampai selama-lamanya. Amin.
ROSARIO MINI
Salah
satu keunikan Gua Maria Dikandung Tanpa Noda Kerep adalah apa yang disebut
"rosario mini", yang diimani memiliki kekuatan untuk mengabulkan satu
dari tiga ujud doa yang disampaikan. Sepanjang bulan Mei dan Oktober gua ini
selalu ramai dikunjungi umat. Selain itu, pada minggu kedua setiap bulan ribuan
umat memadati gua ini untuk memanjatkan doa Novena serta merayakan Ekaristi di
altar samping gua Maria.
JALAN SALIB
Salah
satu ibadat yang paling berkesan di Gua Maria Kerep adalah prosesi jalan Salib.
Perarakan selalu dimulai dari halaman Gereja Paroki Santo Yusup. Prosesi ini
akan berakhir di altar Gua Maria. Biasanya, prosesi ditutup dengan perayaan
Ekaristi. Setiap perayaan Ekaristi rata-rata dihadiri sedikitnya 6.000 umat
dari berbagai kota.
KESAKSIAN:
Ada Energi
Sudah
banyak orang yang merasakan keistemewaan tanah di sekitar gua Maria ini.
Menurut mereka yang bisa merasakan kekuatan alam, dilokasi gua Maria ini ada
ether yang bisa membangkitkan energi. Konon bagi mereka yang merasa tidak
bertenaga lagi, bisa menimba energi di sini, sehingga tubuhnya yang loyo bisa
segar kembali. Tapi dari segi iman, mereka yang ingin memohon agar sembuh dari
penyakit, konon bisa sembuh. Yustinus Sukardjo, salah seorang anggota Tim
Pengelola Gua Maria Kerep mengisahkan keajaiban yang pernah dialami oleh
seorang ibu yang bayinya sudah divonis mati dalam kandungan. Ternyata setelah
berdoa di sini, ada tanda-tanda kehidupan pada janin tersebut. Kini anak
perempuan tersebut malah sudah bersekolah di SD.
Namun,
lebih penting daripada kehidupan dan kesembuhan fisik adalah dengan berdevosi
kepada Bunda Maria di gua Maria Kerep ini banyak orang mengalami kesembuhan
rohani dan kehidupan iman, harapan, dan kasih yang luar biasa. Ini yang lebih
membawa orang lain pada pengenalan akan kasih Tuhan yang luar biasa: yang
menyembuhkan dan menyelamatkan.
Ziarah bulan Oktober 2013 |
Ziarah bulan Oktober 2012 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar