SUDAH
sejak lama umat di lingkungan Fatima, Stasi St. Ludovikus, dusun Banyuurip, Paroki
St. Paulus Miki, Salatiga, ingin memiliki tempat ziarah. Kerinduan akan kasih
Bunda Maria direfleksikan melalui Ibadat Rosario yang dilakukan setiap bulan
Mei dan Oktober secara bergilir di rumah umat sejak 1970.
Kegiatan
ziarah bersama dalam bulan Maria ke Sendangsono, gua Maria Kerep, Sendang
Srinungsih, gua Maria Tritis, dan Ratu Kenyo juga sudah dliadakan sejak 1970. Untuk
menumbuhkan iman, harapan, dan kasih pada sesama umat, mulai 1980 dilakukan
sarasehan pendalaman Kitab Suci secara rutin setiap hari Sabtu II dan IV. Untuk
mengenang sengsara Kristus dalam karya penebusan dilakukan doa Jalan Salib di
rumah umat setiap hari Jumat selama masa prapaska. Doa jalan salib ini telah
dilakukan' sejak 1987.
PESAN BUNDA MARIA
Keyakinan
bahwa doa umat akan didengar dan dikabulkan Tuhan, mendorong umat makin tekun
berdoa agar Tuhan menganugerahkan tempat ziarah untuk beribadat dan berdoa.
Keyakinan itu semakin kuat setelah sesepuh umat memperoleh penampakan Bunda
Maria di Sendang Sono pada tanggal 29 Desember 1994.
Dalam
pesan pribadinya itu bunda Maria menyampaikan pesan kepada sesepuh umat itu
sebagai berikut, "Jadilah engkau pekerjaku!" Namun, karena merasa
kecil dan belum mampu melaksanakan pesan tersebut, keluarga sesepuh umat itu
melakukan doa secara rutin setiap malam Jumat di Gua Maria Kerep, Ambarawa
untuk memohon petunjuk tentang apa yang sebenarnya dikehendaki Bunda Maria.
Sampai empat tahun berlalu, belum ada juga petunjuk yang jelas.
Pada
tahun 1998, seorang umat Katolik keturunan warga Dusun Banyuurip asli,
bermimpi. Dalam mimpinya is melihat sebuah salib putih melayang-layang di
angkasa dan berhenti di antara bukit dan kampung. Ia
juga melihat seorang perempuan menggendong anak. Kemudian, ia terbangun dan
bingung merenungkan arti mimpinya tersebut. Ia
hanya merasa bahwa sesuatu yang besar akan terjadi di tempat itu. Namun, ia
khawatir mimpi tersebut akan disalahartikan oleh orang lain. Karena itu, ia
hanya menceriterakan mimpinya itu kepada isteri dan sesepuh umat Banyuurip.
DOA YANG TAK KUNJUNG PUTUS
Sementara
itu, tanpa mengenal putus asa sesepuh umat yang menerima pesan Bunda Maria itu
bersama keluarganya melakukan doa asuransi abadi setiap jam 12.00 malam selama
satu tahun penuh. Memang tidak ada petunjuk langsung. Namun, tiga hari setelah
selesai doa asuransi abadi, is didatangi oleh seorang sesepuh warga Banyuurip
yang non-kristiani. Ia menceritakan bahwa Sendang Banyuurip itu kini kian tidak
terawat. Kalau dulu orang-orang datang dari mana-mana untuk mengambil air yang
diyakini memiliki khasiat penyembuhan. Namun, sekarang dengan maraknya
obat-obatan yang dijual bebas di warung-warung menjadikan keberadaan sendang
itu semakin pudar artinya. Oleh karena itu, ia meminta agar Sendang tersebut
dirawat oleh umat Nasrani (Katolik). Sesepuh umat itu kemudian menyampaikan
bahwa apabila Sendang itu diserahkan kepada umat Katolik, maka perawatan
Sendang akan dilakukan oleh seluruh umat menurut cara yang sesuai dengan ajaran
agama Katolik.
Setelah
berunding dengan seluruh sesepuh umat Katolik yang ada, pada tanggal 1 Juni
1999 dilakukan ibadat sabda di Sendang Banyuurip yang dihadiri oleh sesepuh
warga. Pada Ibadat Sabda itu umat memohon agar air Sendang Banyuurip tetap
membawa rahmat kesembuhan bagi siapa saja yang memerlukannya.
TANAH PUN DIANUGERAHKANNYA
Seperti
semuanya telah diatur, pada saat yang hampir bersamaan, keluarga yang memiliki
bukit yang ada gua alamnya itu berniat untuk menjual bukit tersebut. Lahan itu
sudah ditawar Rp 8 juta oleh seorang calon pembeli dari Semarang. Namun,
saudara-saudaranya menginginkan agar bukit tersebut dibeli oleh orang dekat
saja, agar tidak berpindah tangan kepada orang luar. Tiga hari setelah adanya
tawaran sesepuh warga kepada sesepuh umat Katolik tentang Sendang, datanglah
perantara yang menawarkan bukit tersebut. Ia meminta agar bukit terse dibeli
oleh umat Katolik Banyuurip dengan harga Rp 4 juta saja. Setelah dimusyawarahkan
umat menyanggupi. Umat pun bergotong royong mengumpulkan dana untuk membeli
bukit tersebut.
DOA PEMBEBASAN
Setelah
dibeli, para tetua (sesepuh) umat yang berjumlah sepuluh orang setiap jam 12.00
malam berdoa di gua itu. Mereka melakukan doa Novena 9 hari berturut-turut
untuk memohon agar roh-roh penunggu yang berupa wedus gembel pergi. Setelah
itu, disambung dengan 9 hari lagi doa Novena penyerahan tempat tersebut kepada Bunda
Maria. Akhirnya, ditutup dengan 9 hari doa Novena untuk bersyukur.
Sementara
itu para Mudika melakukan doa renungan Jalan Salib setiap pukul 09.00 malam.
Mulai dari Sendang, kemudian menuju ke puncak bukit dengan peragaan memanggul
salib. Mereka menelusuri semak-semak, sebab memang belum ada jalan saat itu.
Mereka pun membawa obor minyak (oncor) sebagai alat penerang. Doa malam hari
itu dilanjutkan dengan doasetiap malam Jumat pukul 12.00 malam sebagai ujub
syukur atas diberikannya tempat ibadah clan ziarah yang sudah bertahun-tahun
dirindukan umat itu.
Untuk
menguduskan tempat dan menghindarkan roh-roh halus, di dekat semak-semak tempat
wedus gembel datang dan menghilang, dipasanglah patung Yesus Sang Gembala
dengan 3 ekor domba.
PEMBANGUNAN AWAL
Dalam
perkembangan selanjutnya, lahan-lahan di sekitar bukit pun dijual dan dibeli
oleh umat seharga Rp 3 juta. Dengan bekerja keras yang tidak mengenal lelah dan
penuh semangat gotong royong, seluruh umat dibantu oleh warga non-Kristiani
membuka jalan ke bukit dan membuat badan jalan untuk rute jalan salib ke bukit
sepanjang 250 m dengan lebar 2 meter dari Sendang menuju ke puncak bukit.
Para
Mudika pun tak mau ketinggalan dalam mencari dana pembangunan. Pada hari-hari
libur mereka ngamen untuk menggalang dana. Pembenahan gua juga dilakukan
bersama-sama sehingga gua dan sekitarnya sudah dapat digunakan untuk berbagai
kegiatan umat, seperti PKS, Ibadat Sabda, Doa Rosario, Novena, dan Misa Kudus.
NAMANYA GUA MARIA "SANCTA ROSA MYSTICA" DAN "SENDANG MAWAR
YANG GAIB"
Setelah
memiliki tempat ibadat dan ziarah itu, sesepuh umat Katolik yang menerima pesan
Bunda Maria itu mendapat penglihatan lagi dari Bunda Maria yang berbusana putih
kekuning-kuningan dengan tiga kuntum mawar berwarna putih, merah, dan kuning
emas di jubah atasnya, yang merupakan gambaran Sancta Rosa Mystica.
Karena
itu dicarilah patung dengan gambaran serupa. Akhirnya atas bantuan seorang Ibu
dari Semarang diperoleh patung Bunda Maria berjubah putih dengan tiga kuntum
mawar yang menghiasi jubah atasnya. Sekarang patung itu telah ditempatkan di
gua Banyuurip.
Sendang
Banyuurip juga dikenal sebagai Sendang Mawar yang Gaib. Nama itu digunakan
setelah terjadi mukjizat penyembuhan pada salah satu putera dari keluarga asal
Sampangan, Semarang. Selain itu juga ada pelbagai mukjizat penyembuhan lainnya.
PENENTUAN ROTE JALAN SALIB
Untuk
menentukan rute jalan salib umat berdoa bersama dan memohon petunjuk Tuhan.
Dari situ diputuskan bahwa puncak bukit karang akan dijadikan perhentian ke-12.
Untuk merenungkan sengsara Kristus di kayu salib, umat berniat memancangkan
tiga buah salib, yaitu Salib Yesus yang diapit oleh dua salib penjahat yang
mewakili keadaan batin manusia berhadapan dengan Yesus Sang Juru Selamat itu:
menerima atau menolak.
Maka,
pada sore harinya lokasi tersebut dipatok dan umat berencana untuk mulai
membuat salib keesokan harinya. Dan ternyata, malam harinya, bekas pemilik
bukit karang itu bermimpi didatangi oleh seorang tua yang menunjukkan bahwa di
puncak bukit karang terdapat 3 buah keris, yang terdiri atas sebuah keris besar
tanpa sarung dan dua buah keris kecil yang bersarung. Ia
mendapat pesan dalam mimpinya itu, "Gunakanlah itu sebagai pegangan
hidupmu." Sebab itu, bertapa dengan niat untuk mendapatkan keris seperti
yang dimaksud dalam mimpinya itu.
Tetapi,
tidak berhasil. Umat yang mendengar cerita itu yakin bahwa sebenarnya Tuhan
telah menunjukkan bahwa tempat ibadat dan ziarah itu benar-benar dikehendaki
dan dipilih oleh Tuhan sendiri. Dan, Tuhan menghendaki agar kita menggunakan
Salib Yesus sebagai pegangan hidup kita.
REMBANGUNAN TEMPAT ZIARAH
Sejak
tempat ziarah itu dibeli pada akhir Mei 1999, warga aktif mengumpulkan dana
untuk mewujudkan pembangunan tempat ziarah dan gereja. Dari swadaya umat dan
putera daerah yang merantau didapatkan dana untuk membenahi Gua dan halaman,
membuat 3 buah salib beton, dan pelataran di puncak bukit untuk stasi XII,
serta pemasangan listrik.
Dari
para donatur, peziarah, ujub syukur atas terkabulnya doa dan permohonan mereka,
dan dari kotak dana, diperoleh dana untuk membeli relief jalan salib, pembuatan
6 stasi jalan salib, pembuatan jembatan, dan pengerasan jalan rite jalan salib
sepanjang 100 meter dan lebar 1,5 m. Dari LPPS-KWI diperoleh dana untuk
membangun 7 stasi jalan salib, 13 buah
atap stasi jalan salib, serta cungkup Sendang.
Kini
Gua Maria Sancta Rosa Mystica merupakan
tempat ziarah dan ibadah yang penuh berkah dan mampu menenangkan batin kita.
Dan dalam rangka memberikan fasilitas pelayanan yang memadai bagi seluruh
peziarah, masih panjang jalan yang harus ditempuh umat untuk menyelesaikan
pembangunan tempat ziarah ini. Untuk itu, sumbangan Anda kiranya akan menjadi
pintu berkat yang berlipat bagi Anda dan umat sekalian. Maka, partisipasi Anda
dapat disalurkan kepada Ketua Panitia Pembangunan Gua Maria Sancta Rosa Mystica melalui BRI Unit Nanggulan, Cabang Salatiga, nomor
rekening 33-21-8548, atas nama GUA MARIA ROSA MYSTICA, alamat: Banyuurip, Delik
Tuntang50773, Salatiga-Jawa Tengah.
KESAKSIAN:
Keluarga asal
Sampangan, Semarang
Ketika
itu, salah satu putera keluarga tersebut yang bekerja di Batam, menderita sakit
liver yang kronis. Karena sakitnya itu ia dipulangkan agar disembuhkan di
Semarang. Ternyata biaya yang harus dipikul sangat tinggi dan di luar jangkauan
keluarga yang hidup sederhana itu. Sebab itu, seluruh keluarga pasrah dan
tekun melaksanakan doa Novena bersama. Kemudian, anggota keluarga itu mendapat
petunjuk agar si sakit diambilkan air dari Sendang Mawar.
Mereka
pun lantas menghubungi seluruh tempat ziarah dan paroki-paroki yang ada tempat
ziarahnya untuk menanyakan keberadaan Sendang Mawar. Namun tak seorang pun yang
tahu. Bahkan anggota keluarga itu pun sudah datang berkunjung ke Gua Maria di Banyuurip ini, tetapi mereka tidak mengetahui
keberadaan Sendang Banyuurip.
Pada
kunjungan keenam, keponakan keluarga itu sempat berbincang-bincang dengan umat
di Banyuurip dan kemudian diajak ke Sendang. Ia merasa gambaran Sendang itu
seperti petunjuk yang diterima keluarganya. Maka, ia pun mengajak seluruh
keluarganya untuk datang. Mereka datang berenam dan ketika melihat sendang,
mereka menangis dan bersujud mengucap syukur. Sebab, Sendang Banyuurip persis
sama dengan Sendang Mawar yang mereka cari selama ini. Setelah berdoa mereka
mengambil air dan melakukan jalan salib ke bukit.
Tak
sampai satu bulan kemudian, keluarga itu kembali lagi pada pukul 12.00 malam
untuk melakukan doa syukur di gua karena putera yang dicintainya telah sembuh.
Sejak itulah Sendang Banyuurip dikenal sebagai Sendang Mawar yang Gaib.
Kisah Mukjizat
Lainnya
Masih
banyak sekali cerita yang beredar tentang mukjizat dan kesembuhan yang dialami
orang-orang setelah berdoa ataupun minum air Sendang Mawar yang Gaib di
Banyuurip ini.
Ada
orang gila yang telah lama menggelandang.
Ia menjadi sembuh total seketika setelah disiram dengan air Sendang.
Seorang pemuda yang stres berat karena putus cinta mengamuk dan berniat
membunuh seisi keluarganya sehingga mereka terpaksa mengungsi ke tempat lain.
Pemuda itu pun menjadi normal kembali setelah dimandikan dengan air Sendang
Mawar Banyuurip oleh para tetangganya.
Seorang
Ibu dari Jakarta pada awal Juni 2001 datang berziarah. Setelah mendengar cerita
tentang Sendang Banyuurip, ia mengambil satu jirigen air Sendang dan dibawa
melalui rute jalan salib untuk didoakan di depan gua. Kemudian, air itu dibawa
ke Jakarta untuk digunakan oleh mereka yang memerlukan. Ia
menceriterakan tentang Sendang ini kepada saudara sepupunya, yang kemudian
minta dibawakan air itu. "Untuk mama", demikian kata sepupunya itu.
Seminggu setelah sepupunya itu menerima air Sendang Banyuurip, mamanya
menderita serangan stroke sehingga kehilangan kesadaran dan mulutnya terkunci rapat dan kaku. Melihat kondisi mamanya yang parah,
ia teringat akan air Banyuurip dan segera pulang ke rumah untuk mengambilnya.
Di
rumah sakit ia beserta adiknya berdoa dan adiknya membuat tanda salib di kening
ibunya. Sementara ia meneteskan air Sendang ke dalam mulut mamanya yang kaku.
Setelah air itu tertelan, kondisi mamanya membaik dan mulai sadar. Ketika
menelepon Ibu yang memberinya air itu, yang pertama kali dikatakan adalah
"terima kasih atas air Sendang Banyuuripnya". Sebagai ungkapan syukur
pada minggu kedua bulan Juli, Ibu itu pun kembali ke Banyuurip beserta saudara-saudaranya
untuk berdoa.
Tempat Ini untuk
Berdoa Bukan untuk Tiduran
Pada
bulan Agustus 2001 sepupu ibu tadi datang lagi ke Banyuurip. Ia berjalan
melalui rute jalan salib menuju ke gua dan merasa kehabisan tenaga sesampainya
di gua. Ia pun lantas merebahkan diri untuk sekadar
beristirahat. Namun, ia kemudian mendengar teguran yang mengatakan bahwa gua
ini bukan untuk tiduran, melainkan untuk berdoa. Ia
pun segera terjaga lalu berdoa.
Setelah
itu, ia menuju ke Sendang untuk mengambil air. Ketika meminum air sendang ia
gemetaran, namun badannya terasa segar kembali. Sebelum kembali ke Jakarta, ia
singgah di Sumowono, Ambarawa untuk menengok tantenya yang sakit. Tantenya itu
juga menderita stroke berat sehingga tak mampu lagi mengangkat tangannya. Lalu,
ia pun memberikan segelas air sendang kepada tantenya itu. Begitu minum air
sendang itu, badan tantenya itu pun gemetaran. Namun kemudian, ia bisa
menggerakkan dan mengangkat tangannya ke atas. Puji Tuhan!
Ingatan pun
Pulih Kembali
Pada
bulan Juli 2001 seorang Bapak yang tinggal di Jakarta datang berziarah ke Gua
Maria Sancta
Rosa Mystica Banyuurip. Ia kembali
dengan membawa air sendang Banyuurip. Pada waktu itu ibu mertuanya sudah lebih
dari setahun menderita kelumpuhan dan kehilangan daya ingat karena pernah jatuh
dan mengalami gegar otak parah. Akibatnya, ibu itu hampir tak bisa diajak
berkomunikasi karena tidak bisa "nyambung". Air sendang itu pun
diminumkan kepada ibu mertua itu secara rutin. Dan, hanya dalam waktu sebulan
ingatan ibu itu sudah maju dengan pesat. Dan, ia pun mulai dapat diajak
berkomunikasi secara normal. Puji Tuhan!
Jadi,
hal-hal yang tampaknya tidak mungkin, akan terjadi juga kalau Tuhan menghendakinya,
terutama berkat perantaraan kasih Bunda Maria yang benar-benar tiada taranya.
Begitu besar kasih Tuhan dan Bunda Maria kepada kita umatnya. Terima kasih
Tuhan, Terima kasih, Yesus. Terima kasih, Bunda Maria.
DOA KEPADA BUNDA MARIA, SANCTA ROSA
MYSTICA
Allah, Bapa
kami, kami berterima kasih dan bersyukur kepadamu saat kami menghormati Santa
Perawan Maria, Bunga Mawar yang Gaib Melalui daya Roh Kudus, ia menjadi Bunda
Penyelamat. Sebagai Ratu yang bertahta di sebelah kanan Puteranya, ia menolong
Gereja dalam pelbagai kebutuhan dengan pemeliharaannya memenuhi kebutuhan pribadi
anak-anaknya yang berserah diri kepadanya di dekat salib Yesus, Tuhan kami.
Kami memohon Engkau, yo Bapa, melalui doa Bunda kami, Bunga Mawar yang Gaib,
untuk menjauhkan dari kami segala mara bahaya, dan melimpahkan kepada kami
rahmat pertolonganMu. Kami
mohon ini kepadamu dengan perantaraan Yesus Kristus, PuteraMu dan Tuhan kami. Amin. Bunda Maria, Bunga Mawar yang Gaib, doakanlah kami.
mohon ini kepadamu dengan perantaraan Yesus Kristus, PuteraMu dan Tuhan kami. Amin. Bunda Maria, Bunga Mawar yang Gaib, doakanlah kami.