Rute Perjalanan selama merayakan SEPEKAN KUDUS di LARANTUKA,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Maumere+Larantuka
Pesawat
LION AIR Jam 6.00 WIB
Hari 01; Maumere ( Senen)
Rombongan tiba di Bandara Frans Seda dan dijemput oleh Pemandu Wisata kami menuju bukit
Nilo letaknya sekitar 5 km dari Maumere. Nama sebenarnya Desa Nilo, bukit Keli.
Namun orang menjulukinya Bukit Nilo.Di atas bukit, ada patung Bunda Segala
Bangsa,Tingginya sekitar 18 meter. Belum termasuk fondasinya yang setinggi 28
meter. Beratnya sekitar 6 ton. Patung ini dibuat pada 2004 berada pada ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut. Tempat
ini tak hanya menjadi wisata religi bagi kaum nasrani. Orang nonnasrani pun
datang untuk menikmati panorama indah. Dari atas bukit Nilo, Anda bisa melihat
seluruh kota Maumere. Biasanya orang datang untuk melihat matahari terbit di
sini. Dan kita menginap di Rumah Retret Nilo Pasionis lalu kita melakukan doa
Jalan Salib. KE Pasar Geliting Pasar tradisional di Maumere ini jangan dilewatkan. Anda bisa membawa buah tangan/ oleholeh dengan harga lebih murah ketimbang beli di kota
Keterangan:
Akomodasi: makan malam………………..
Hari 02; Maumere
(Selasa)
Rombongan akan berangkat pada pukul 07:30 menuju
1. Gereja Tua Sikka. Bangunan
gereja ini sudah bertahan lebih dari satu abad di Sikka Natar. Didirikan pada
1899 oleh misionaris dari tarekat Jesuit dengan bantuan raja Sikka. Bentuk dan
corak bangunannya yang tradisional dari abad XVIII-XIX. Dindingnya dihias
dengan lukisan motif tenun ikat Sikka.
2. Museum Bikon Blewut
LEDALERO. Museum ini yang terbesar di Nusa Tenggara Timur. Letaknya 10 Km dari
arah kota Maumere yang berada di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero Kecamatan
Nita Kabupaten Sikka. Bikon artinya lampau, blewut artinya sisa-sisa
peninggalan masa lampau. Berbagai koleksi peninggalan bersejarah masa lampau
ada di sini. Fosil, pakaian adat, perhiasan, benda-benda porselen, alat musik,
tenunan, anyaman dan ukiran, dan fauna.
3. Seminari Ritapiret tempat Paus Yohanes Paulus II pernah menginap pada
tahun 1989. Dan Patung Kristus Raja di Kelurahan Kota Uneng Kecamatan Alok
4. Gua Fatima LELLA Berlokasi di , Kecamatan Lela Sikka.
5. REPLIKA BETLEHEM
Spesifikasi : Pentahtaan Patung Bunda Maria
5. REPLIKA BETLEHEM
Spesifikasi : Pentahtaan Patung Bunda Maria
Keterangan:
Akomodasi: Sarapan, Makan siang di Luar Rumah
Retret, makan malam
Hari 03; Maumere
(Rabu)
Setelah makan pagi, Wisata ke pembuatan Tenun lalu tour
langsung menuju Larantuka. Sore hari menyaksikan umat keuskupan Larantuka
membuat Tikam Turo. Di hari itu semua umat Katolik Larantuka melakukan “tikam
turo” yaitu memancang tiang-tiang kecil di sisi kiri dan kanan jalan yang akan
dilalui saat prosesi Jumat Agung. Pada tiang-tiang kayu itu dipasang pula
belahan kecil bambu yang akan dipakai sebagai tempat untuk menjejerkan
lilin-lilin.
Keterangan:
Akomodasi: Makan siang di Luar Rumah Retret, makan malam di Rmh
Retret Larantuka
Hari 04; Larantuka
(Kamis)
Setelah makan pagi, tour langsung menuju Tuan Ma di Kapel Pante Kebis
dan Tuan Ana di Kapel Lohayong. Ritual mencium Tuan Ma dan Tuan Ana ini
berlangsung hingga Jumat pukul 13.00 Wita Larantuka.
Keterangan:
Akomodasi: Makan siang di Luar, Makan Malam di Rumah Retret
Hari 05;
Larantuka-Prosesi Jumat Agung
Pagi dengan kapal
ke Kampung Wure (di pulau Adonara) untuk berdoa di Gereja bersama-sama dengan
seluruh umat kemudian kembali mengikuti prosesi laut dari Wure ke Larantuka
untuk menghantar Patung Tuan Menino yang diiringi dengan doa dan nyanyian
selama prosesi laut berlangsung. Sore jam 15.00 mengikuti prosesi jalan salib
mengenang Kisah Sengsara Yesus (disarankan makan malam lebih awal sekitar jam
17.30) dan diperkirakan selesai jam 01.00 dini hari. Ritual keagamaan dilakukan dengan mencium
salib (bagian dari penghormatan salib) di Gereja Katedral Larantuka mulai pukul
15.00 Wita. Lalu pukul 18.00, umat kembali menjalani prosesi yang dibuka
dengan ovos atau peratapan. "Ovos atau
nyanyian ratapan dilakukan di gereja selama 15 menit. Lalu umat keluar dari
gereja dan mengelilingi delapan armida(tempat penataan patung) di
Larantuka. Tuan Ma dan Tuan Ana beserta iring-iringan menjenguk delapan armida ini
hingga pukul 03.00 Wita, hingga kembali lagi ke gereja" Kembali ke Rumah Retret untuk
istirahat.
Keterangan:
Akomodasi: Makan Siang, Makan Malam
Hari 06; Larantuka –
Maumere ( Sabtu)
Setelah sarapan. dalam perjalanan pulang ke Maumere
rombongan akan diajak mengunjungi Kampung
Watubelapi didirikan pada tahun 1988. Rombongan akan mampir di Pantai di
sepanjang perjalanan menuju Maumere atau PILIHAN
1.
Tempat Ziarah Watusoking berlokasi di Desa Wairterang Kecamatan
Waigete,Pentahktaan
Patung Bunda Maria dan Stasi Jalan Salib
2.
Tempat Ziarah Dian Desaberlokasi di Desa
Wairbleler Kecamatan
Waigete,Pentahktaan Patung Bunda Maria dan Panorama pantai yang
indah
3.
Misa Malam Paskah di Maumere.
Keterangan:
Akomodasi:
Makan Siang di luar, Makan malam di Rmh Retret
Hari 07; Maumere ( Minggu)
Sarapan
pagi lalu Misa Paskah pagi di bukit Nillo. (membagikan bingkisan Paskah)
PILIHAN
1. Pasar Geliting
Pasar tradisional di Maumere ini jangan dilewatkan. Anda bisa membawa buah tangan/ oleholeh dengan harga lebih murah ketimbang beli di kota
Pasar tradisional di Maumere ini jangan dilewatkan. Anda bisa membawa buah tangan/ oleholeh dengan harga lebih murah ketimbang beli di kota
Keterangan:
Akomodasi: Makan Pagi, Makan Siang, Makan Malam
Hari 08; Maumere-Airport (
Senen)
Setelah makan pagi di Rumah
Retret, peserta akan dijemput jam 6.00 WIT pada waktu yang sudah disepakati dan
diantar menuju ke bandara untuk penerbangan selanjutnya kembali ke daerah
masing-masing peserta. Akhir dari Tour Ziarah dan
Wisata Religi bersama KUKS.
Keterangan:
Makan Pagi jam 5.00 WIT
6 Tempat Menarik di
Maumere
Maumere adalah ibu kota Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara
Timur. Sekitar dua jam perjalanan dengan pesawat untuk transit di Denpasar,
Bali. Kota yang mayoritas penduduknya
nasrani ini pernah dikunjungi Paus Yohanes Paulus II pada 1989. Ada beberapa
tempat menarik bila Anda singgah di kota ini.
1. Bukit Nilo
Letaknya sekitar 5 km dari Maumere. Nama sebenarnya Desa Nilo, bukit Keli. Namun orang menjulukinya Bukit Nilo.Di atas bukit, ada patung Bunda Segala Bangsa, atau patung Maria. Tingginya sekitar 18 meter. Belum termasuk fondasinya yang setinggi 28 meter. Beratnya sekitar 6 ton. Patung ini dibuat pada 2005.
Tempat ini tak hanya menjadi wisata religi bagi kaum nasrani. Orang nonnasrani pun datang untuk menikmati panorama indah. Dari atas bukit Nilo, Anda bisa melihat seluruh kota Maumere. Biasanya orang datang untuk melihat matahari terbit di sini.
2. Gereja Tua Sikka
Bangunan gereja ini sudah bertahan lebih dari satu abad di Sikka Natar. Didirikan pada 1899 oleh misionaris dari tarekat Jesuit dengan bantuan raja Sikka. Bentuk dan corak bangunannya yang tradisional dari abad XVIII-XIX. Dindingnya dihias dengan lukisan motif tenun ikat Sikka.
3. Museum Bikon Blewut
Museum ini yang terbesar di Nusa Tenggara Timur. Letaknya 10 Km dari arah kota Maumere yang berada di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero Kecamatan Nita Kabupaten Sikka. Bikon artinya lampau, blewut artinya sisa-sisa peninggalan masa lampau. Berbagai koleksi peninggalan bersejarah masa lampau ada di sini. Fosil, pakaian adat, perhiasan, benda-benda porselen, alat musik, tenunan, anyaman dan ukiran, dan fauna.
4. Pasar Geliting
Pasar tradisional di Maumere ini jangan dilewatkan. Anda bisa membawa buah tangan dengan harga lebih murah ketimbang beli di artshop. Tapi, Anda mesti lihai tawar-menawar dengan para pedagang di sini. Soalnya kadang mereka menaikkan harga dua kali lipat.
5. Wisata Bahari
Berbagai macam tempat diving dan snorkeling yang menyajikan keindahan alam dan kekayaan biota lautnya ada di Maumere dan sekitarnya. Juga pantai-pantai di kabupaten Sikka. Biayanya beragam. Snorkeling sekitar Rp 200 ribu, diving sekitar Rp 700 ribu.
6. Watubelapi
Watubelapi adalah satu dusun yang warganya membudidayakan kain ikat tenun. Mereka membuat kain ikat tenun secara tradisional, dengan alat pemintal dari kayu. Proses perwarnaan dan pembuatan motifnya pun secara alami dengan menggunakan tumbuh-tumbuhan. Pembuatan satu kain ikat tenun, melibatkan seluruh perempuan di dusun ini. Di sini, Anda bisa melihat proses pembuatan kain ikat tenun dari awal hingga akhir.
1. Bukit Nilo
Letaknya sekitar 5 km dari Maumere. Nama sebenarnya Desa Nilo, bukit Keli. Namun orang menjulukinya Bukit Nilo.Di atas bukit, ada patung Bunda Segala Bangsa, atau patung Maria. Tingginya sekitar 18 meter. Belum termasuk fondasinya yang setinggi 28 meter. Beratnya sekitar 6 ton. Patung ini dibuat pada 2005.
Tempat ini tak hanya menjadi wisata religi bagi kaum nasrani. Orang nonnasrani pun datang untuk menikmati panorama indah. Dari atas bukit Nilo, Anda bisa melihat seluruh kota Maumere. Biasanya orang datang untuk melihat matahari terbit di sini.
2. Gereja Tua Sikka
Bangunan gereja ini sudah bertahan lebih dari satu abad di Sikka Natar. Didirikan pada 1899 oleh misionaris dari tarekat Jesuit dengan bantuan raja Sikka. Bentuk dan corak bangunannya yang tradisional dari abad XVIII-XIX. Dindingnya dihias dengan lukisan motif tenun ikat Sikka.
3. Museum Bikon Blewut
Museum ini yang terbesar di Nusa Tenggara Timur. Letaknya 10 Km dari arah kota Maumere yang berada di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero Kecamatan Nita Kabupaten Sikka. Bikon artinya lampau, blewut artinya sisa-sisa peninggalan masa lampau. Berbagai koleksi peninggalan bersejarah masa lampau ada di sini. Fosil, pakaian adat, perhiasan, benda-benda porselen, alat musik, tenunan, anyaman dan ukiran, dan fauna.
4. Pasar Geliting
Pasar tradisional di Maumere ini jangan dilewatkan. Anda bisa membawa buah tangan dengan harga lebih murah ketimbang beli di artshop. Tapi, Anda mesti lihai tawar-menawar dengan para pedagang di sini. Soalnya kadang mereka menaikkan harga dua kali lipat.
5. Wisata Bahari
Berbagai macam tempat diving dan snorkeling yang menyajikan keindahan alam dan kekayaan biota lautnya ada di Maumere dan sekitarnya. Juga pantai-pantai di kabupaten Sikka. Biayanya beragam. Snorkeling sekitar Rp 200 ribu, diving sekitar Rp 700 ribu.
6. Watubelapi
Watubelapi adalah satu dusun yang warganya membudidayakan kain ikat tenun. Mereka membuat kain ikat tenun secara tradisional, dengan alat pemintal dari kayu. Proses perwarnaan dan pembuatan motifnya pun secara alami dengan menggunakan tumbuh-tumbuhan. Pembuatan satu kain ikat tenun, melibatkan seluruh perempuan di dusun ini. Di sini, Anda bisa melihat proses pembuatan kain ikat tenun dari awal hingga akhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar