Kamis, 24 Juli 2014

GUA MARIA St ROSA MYSTIKA, TUNTANG

SUDAH sejak lama umat di lingkungan Fatima, Stasi St. Ludovikus, dusun Banyuurip, Paroki St. Paulus Miki, Salatiga, ingin memiliki tempat ziarah. Kerinduan akan kasih Bunda Maria direfleksikan melalui Ibadat Rosario yang dilakukan setiap bulan Mei dan Oktober secara bergilir di rumah umat sejak 1970.
Kegiatan ziarah bersama dalam bulan Maria ke Sen­dangsono, gua Maria Kerep, Sendang Srinungsih, gua Maria Tritis, dan Ratu Kenyo juga sudah dliadakan sejak 1970. Untuk menumbuhkan iman, harapan, dan kasih pada sesama umat, mulai 1980 dilakukan sarasehan pendalaman Kitab Suci secara rutin setiap hari Sabtu II dan IV. Untuk mengenang sengsara Kristus dalam karya penebusan dilakukan doa Jalan Salib di rumah umat setiap hari Jumat selama masa prapaska. Doa jalan salib ini telah dilakukan' sejak 1987.
PESAN BUNDA MARIA
Keyakinan bahwa doa umat akan didengar dan dikabulkan Tuhan, mendorong umat makin tekun berdoa agar Tuhan meng­anugerahkan tempat ziarah untuk beribadat dan berdoa. Keyakinan itu semakin kuat setelah sesepuh umat memperoleh penampakan Bunda Maria di Sendang Sono pada tanggal 29 Desember 1994.
Dalam pesan pribadinya itu bunda Maria menyampaikan pesan kepada sesepuh umat itu sebagai berikut, "Jadilah engkau peker­jaku!" Namun, karena merasa kecil dan belum mampu melaksanakan pesan tersebut, keluarga sesepuh umat itu melakukan doa secara rutin setiap malam Jumat di Gua Maria Kerep, Ambarawa untuk memohon petunjuk tentang apa yang sebenarnya dikehendaki Bunda Maria. Sampai empat tahun berlalu, belum ada juga petunjuk yang jelas.
Pada tahun 1998, seorang umat Katolik keturunan warga Dusun Banyuurip asli, bermimpi. Dalam mimpinya is melihat sebuah salib putih melayang-layang di angkasa dan berhenti di antara bukit dan kampung. Ia juga melihat seorang perempuan menggendong anak. Kemudian, ia terbangun dan bingung merenungkan arti mimpinya tersebut. Ia hanya merasa bahwa sesuatu yang besar akan terjadi di tempat itu. Namun, ia khawatir mimpi tersebut akan disalahartikan oleh orang lain. Karena itu, ia hanya menceriterakan mimpinya itu kepada isteri dan sesepuh umat Banyuurip.
DOA YANG TAK KUNJUNG PUTUS
Sementara itu, tanpa mengenal putus asa sesepuh umat yang menerima pesan Bunda Maria itu bersama keluarganya melakukan doa asuransi abadi setiap jam 12.00 malam selama satu tahun penuh. Memang tidak ada petunjuk langsung. Namun, tiga hari setelah selesai doa asuransi abadi, is didatangi oleh seorang sesepuh warga Banyuurip yang non-kristiani. Ia menceritakan bahwa Sendang Banyuurip itu kini kian tidak terawat. Kalau dulu orang-orang datang dari mana-mana untuk mengambil air yang diyakini memiliki khasiat penyembuhan. Namun, sekarang dengan maraknya obat-obatan yang dijual bebas di warung-warung menjadikan keberadaan sendang itu semakin pudar artinya. Oleh karena itu, ia meminta agar Sendang tersebut dirawat oleh umat Nasrani (Katolik). Sesepuh umat itu kemudian menyampaikan bahwa apabila Sendang itu diserahkan kepada umat Katolik, maka perawatan Sendang akan dilakukan oleh seluruh umat menurut cara yang sesuai dengan ajaran agama Katolik.
Setelah berunding dengan seluruh sesepuh umat Katolik yang ada, pada tanggal 1 Juni 1999 dilakukan ibadat sabda di Sendang Banyuurip yang dihadiri oleh sesepuh warga. Pada Ibadat Sabda itu umat memohon agar air Sendang Banyuurip tetap membawa rahmat kesembuhan bagi siapa saja yang memerlukannya.
TANAH PUN DIANUGERAHKANNYA
Seperti semuanya telah diatur, pada saat yang hampir bersamaan, keluarga yang memiliki bukit yang ada gua alamnya itu berniat untuk menjual bukit tersebut. Lahan itu sudah ditawar Rp 8 juta oleh seorang calon pembeli dari Semarang. Namun, saudara-sau­daranya menginginkan agar bukit tersebut dibeli oleh orang dekat saja, agar tidak berpindah tangan kepada orang luar. Tiga hari setelah adanya tawaran sesepuh warga kepada sesepuh umat Katolik tentang Sendang, datanglah perantara yang menawarkan bukit tersebut. Ia meminta agar bukit terse dibeli oleh umat Katolik Banyuurip dengan harga Rp 4 juta saja. Setelah dimusyawarahkan umat menyanggupi. Umat pun bergotong royong mengumpulkan dana untuk membeli bukit tersebut.
DOA PEMBEBASAN
Setelah dibeli, para tetua (sesepuh) umat yang berjumlah sepuluh orang setiap jam 12.00 malam berdoa di gua itu. Mereka melakukan doa Novena 9 hari berturut-turut untuk memohon agar roh-roh penunggu yang berupa wedus gembel pergi. Setelah itu, disambung dengan 9 hari lagi doa Novena penyerahan tempat tersebut kepada Bunda Maria. Akhirnya, ditutup dengan 9 hari doa Novena untuk bersyukur.
Sementara itu para Mudika melakukan doa renungan Jalan Salib setiap pukul 09.00 malam. Mulai dari Sendang, kemudian menuju ke puncak bukit dengan peragaan memanggul salib. Mereka menelusuri semak-semak, sebab memang belum ada jalan saat itu. Mereka pun membawa obor minyak (oncor) sebagai alat penerang. Doa malam hari itu dilanjutkan dengan doasetiap malam Jumat pukul 12.00 malam sebagai ujub syukur atas diberikannya tempat ibadah clan ziarah yang sudah bertahun-tahun dirindukan umat itu.
Untuk menguduskan tempat dan menghindarkan roh-roh halus, di dekat semak-semak tempat wedus gembel datang dan menghilang, dipasanglah patung Yesus Sang Gembala dengan 3 ekor domba.
PEMBANGUNAN AWAL
Dalam perkembangan selanjutnya, lahan-lahan di sekitar bukit pun dijual dan dibeli oleh umat seharga Rp 3 juta. Dengan bekerja keras yang tidak mengenal lelah dan penuh semangat gotong royong, seluruh umat dibantu oleh warga non-Kristiani membuka jalan ke bukit dan membuat badan jalan untuk rute jalan salib ke bukit sepanjang 250 m dengan lebar 2 meter dari Sendang menuju ke puncak bukit.
Para Mudika pun tak mau ketinggalan dalam mencari dana pembangunan. Pada hari-hari libur mereka ngamen untuk menggalang dana. Pembenahan gua juga dilakukan bersama-sama sehingga gua dan sekitarnya sudah dapat digunakan untuk berbagai kegiatan umat, seperti PKS, Ibadat Sabda, Doa Rosario, Novena, dan Misa Kudus.
NAMANYA GUA MARIA "SANCTA ROSA MYSTICA" DAN "SENDANG MAWAR YANG GAIB"
Setelah memiliki tempat ibadat dan ziarah itu, sesepuh umat Katolik yang menerima pesan Bunda Maria itu mendapat penglihatan lagi dari Bunda Maria yang berbusana putih kekuning-kuningan dengan tiga kuntum mawar berwarna putih, merah, dan kuning emas di jubah atasnya, yang merupakan gambaran Sancta Rosa Mystica.
Karena itu dicarilah patung dengan gambaran serupa. Akhirnya atas bantuan seorang Ibu dari Semarang diperoleh patung Bunda Maria berjubah putih dengan tiga kuntum mawar yang menghiasi jubah atasnya. Sekarang patung itu telah ditempatkan di gua Banyuurip.
Sendang Banyuurip juga dikenal sebagai Sendang Mawar yang Gaib. Nama itu digunakan setelah terjadi mukjizat penyembuhan pada salah satu putera dari keluarga asal Sampangan, Semarang. Selain itu juga ada pelbagai mukjizat penyembuhan lainnya.
PENENTUAN ROTE JALAN SALIB
Untuk menentukan rute jalan salib umat berdoa bersama dan memohon petunjuk Tuhan. Dari situ diputuskan bahwa puncak bukit karang akan dijadikan perhentian ke-12. Untuk merenungkan sengsara Kristus di kayu salib, umat berniat memancangkan tiga buah salib, yaitu Salib Yesus yang diapit oleh dua salib penjahat yang mewakili keadaan batin manusia berhadapan dengan Yesus Sang Juru Selamat itu: menerima atau menolak.
Maka, pada sore harinya lokasi tersebut dipatok dan umat berencana untuk mulai membuat salib keesokan harinya. Dan ternyata, malam harinya, bekas pemilik bukit karang itu bermimpi didatangi oleh seorang tua yang menunjukkan bahwa di puncak bukit karang terdapat 3 buah keris, yang terdiri atas sebuah keris besar tanpa sarung dan dua buah keris kecil yang bersarung. Ia mendapat pesan dalam mimpinya itu, "Gunakanlah itu sebagai pegangan hidupmu." Sebab itu, bertapa dengan niat untuk mendapatkan keris seperti yang dimaksud dalam mimpinya itu.
Tetapi, tidak berhasil. Umat yang mendengar cerita itu yakin bahwa sebenarnya Tuhan telah menunjukkan bahwa tempat ibadat dan ziarah itu benar­-benar dikehendaki dan dipilih oleh Tuhan sendiri. Dan, Tuhan menghendaki agar kita menggunakan Salib Yesus sebagai pegangan hidup kita.
REMBANGUNAN TEMPAT ZIARAH
Sejak tempat ziarah itu dibeli pada akhir Mei 1999, warga aktif mengumpulkan dana untuk mewujudkan pembangunan tempat ziarah dan gereja. Dari swadaya umat dan putera daerah yang merantau didapatkan dana untuk membenahi Gua dan halaman, membuat 3 buah salib beton, dan pelataran di puncak bukit untuk stasi XII, serta pemasangan listrik.
Dari para donatur, peziarah, ujub syukur atas terkabulnya doa dan permohonan mereka, dan dari kotak dana, diperoleh dana untuk membeli relief jalan salib, pembuatan 6 stasi jalan salib, pembuatan jembatan, dan pengerasan jalan rite jalan salib sepanjang 100 meter dan lebar 1,5 m. Dari LPPS-KWI diperoleh dana untuk membangun 7 stasi jalan salib, 13 buah atap stasi jalan salib, serta cungkup Sendang.
Kini Gua Maria Sancta Rosa Mystica merupakan tempat ziarah dan ibadah yang penuh berkah dan mampu menenangkan batin kita. Dan dalam rangka memberikan fasilitas pelayanan yang memadai bagi seluruh peziarah, masih panjang jalan yang harus ditempuh umat untuk menyelesaikan pembangunan tempat ziarah ini. Untuk itu, sumbangan Anda kiranya akan menjadi pintu berkat yang berlipat bagi Anda dan umat sekalian. Maka, partisipasi Anda dapat disalurkan kepada Ketua Panitia Pembangunan Gua Maria Sancta Rosa Mystica melalui BRI Unit Nanggulan, Cabang Salatiga, nomor rekening 33-21-8548, atas nama GUA MARIA ROSA MYSTICA, alamat: Banyuurip, Delik Tuntang­50773, Salatiga-Jawa Tengah.
KESAKSIAN:
Keluarga asal Sampangan, Semarang
Ketika itu, salah satu putera keluarga tersebut yang bekerja di Batam, menderita sakit liver yang kronis. Karena sakitnya itu ia dipulangkan agar disembuhkan di Semarang. Ternyata biaya yang harus dipikul sangat tinggi dan di luar jangkauan keluarga yang hidup sederhana itu. Sebab itu, seluruh keluarga pasrah dan tekun melaksanakan doa Novena bersama. Kemudian, anggota keluarga itu mendapat petunjuk agar si sakit diambilkan air dari Sendang Mawar.
Mereka pun lantas menghubungi seluruh tempat ziarah dan paroki­-paroki yang ada tempat ziarahnya untuk menanyakan keberadaan Sendang Mawar. Namun tak seorang pun yang tahu. Bahkan anggota keluarga itu pun sudah datang berkunjung ke Gua Maria di Banyuurip ini, tetapi mereka tidak mengetahui keberadaan Sendang Banyuurip.
Pada kunjungan keenam, keponakan keluarga itu sempat berbincang­-bincang dengan umat di Banyuurip dan kemudian diajak ke Sendang. Ia merasa gambaran Sendang itu seperti petunjuk yang diterima keluarganya. Maka, ia pun mengajak seluruh keluarganya untuk datang. Mereka datang berenam dan ketika melihat sendang, mereka menangis dan bersujud mengucap syukur. Sebab, Sendang Banyuurip persis sama dengan Sendang Mawar yang mereka cari selama ini. Setelah berdoa mereka mengambil air dan melakukan jalan salib ke bukit.
Tak sampai satu bulan kemudian, keluarga itu kembali lagi pada pukul 12.00 malam untuk melakukan doa syukur di gua karena putera yang dicintainya telah sembuh. Sejak itulah Sendang Banyuurip dikenal sebagai Sendang Mawar yang Gaib.
Kisah Mukjizat Lainnya
Masih banyak sekali cerita yang beredar tentang mukjizat dan kesembuhan yang dialami orang-orang setelah berdoa ataupun minum air Sendang Mawar yang Gaib di Banyuurip ini.
Ada orang gila yang telah lama menggelandang. Ia menjadi sembuh total seketika setelah disiram dengan air Sendang. Seorang pemuda yang stres berat karena putus cinta mengamuk dan berniat membunuh seisi keluarganya sehingga mereka terpaksa mengungsi ke tempat lain. Pemuda itu pun menjadi normal kembali setelah dimandikan dengan air Sendang Mawar Banyuurip oleh para tetangganya.
Seorang Ibu dari Jakarta pada awal Juni 2001 datang berziarah. Setelah mendengar cerita tentang Sendang Banyuurip, ia mengambil satu jirigen air Sendang dan dibawa melalui rute jalan salib untuk didoakan di depan gua. Kemudian, air itu dibawa ke Jakarta untuk digunakan oleh mereka yang memerlukan. Ia menceriterakan tentang Sendang ini kepada saudara sepupunya, yang kemudian minta dibawakan air itu. "Untuk mama", demikian kata sepupunya itu. Seminggu setelah sepupunya itu menerima air Sendang Banyuurip, mamanya menderita serangan stroke sehingga kehilangan kesadaran dan mulutnya terkunci rapat dan kaku. Melihat kondisi mamanya yang parah, ia teringat akan air Banyuurip dan segera pulang ke rumah untuk mengambilnya.
Di rumah sakit ia beserta adiknya berdoa dan adiknya membuat tanda salib di kening ibunya. Sementara ia meneteskan air Sendang ke dalam mulut mamanya yang kaku. Setelah air itu tertelan, kondisi mamanya membaik dan mulai sadar. Ketika menelepon Ibu yang memberinya air itu, yang pertama kali dikatakan adalah "terima kasih atas air Sendang Banyuuripnya". Sebagai ungkapan syukur pada minggu kedua bulan Juli, Ibu itu pun kembali ke Banyuurip beserta saudara­-saudaranya untuk berdoa.
Tempat Ini untuk Berdoa Bukan untuk Tiduran
Pada bulan Agustus 2001 sepupu ibu tadi datang lagi ke Banyuurip. Ia berjalan melalui rute jalan salib menuju ke gua dan merasa kehabisan tenaga sesampainya di gua. Ia pun lantas merebahkan diri untuk sekadar beristirahat. Namun, ia kemudian mendengar teguran yang mengatakan bahwa gua ini bukan untuk tiduran, melainkan untuk berdoa. Ia pun segera terjaga lalu berdoa.
Setelah itu, ia menuju ke Sendang untuk mengambil air. Ketika meminum air sendang ia gemetaran, namun badannya terasa segar kembali. Sebelum kembali ke Jakarta, ia singgah di Sumowono, Ambarawa untuk menengok tantenya yang sakit. Tantenya itu juga menderita stroke berat sehingga tak mampu lagi mengangkat tangannya. Lalu, ia pun memberikan segelas air sendang kepada tantenya itu. Begitu minum air sendang itu, badan tantenya itu pun gemetaran. Namun kemudian, ia bisa menggerakkan dan mengangkat tangannya ke atas. Puji Tuhan!
Ingatan pun Pulih Kembali
Pada bulan Juli 2001 seorang Bapak yang tinggal di Jakarta datang berziarah ke Gua Maria Sancta Rosa Mystica Banyuurip. Ia kembali dengan membawa air sendang Banyuurip. Pada waktu itu ibu mertuanya sudah lebih dari setahun menderita kelumpuhan dan kehilangan daya ingat karena pernah jatuh dan mengalami gegar otak parah. Akibatnya, ibu itu hampir tak bisa diajak berkomunikasi karena tidak bisa "nyambung". Air sendang itu pun diminumkan kepada ibu mertua itu secara rutin. Dan, hanya dalam waktu sebulan ingatan ibu itu sudah maju dengan pesat. Dan, ia pun mulai dapat diajak berkomunikasi secara normal. Puji Tuhan!
Jadi, hal-hal yang tampaknya tidak mungkin, akan terjadi juga kalau Tuhan menghendakinya, terutama berkat perantaraan kasih Bunda Maria yang benar-benar tiada taranya. Begitu besar kasih Tuhan dan Bunda Maria kepada kita umatnya. Terima kasih Tuhan, Terima kasih, Yesus. Terima kasih, Bunda Maria.
DOA KEPADA BUNDA MARIA, SANCTA ROSA MYSTICA
Allah, Bapa kami, kami berterima kasih dan bersyukur kepadamu saat kami menghormati Santa Perawan Maria, Bunga Mawar yang Gaib Melalui daya Roh Kudus, ia menjadi Bunda Penyelamat. Sebagai Ratu yang bertahta di sebelah kanan Puteranya, ia menolong Gereja dalam pelbagai kebutuhan dengan pemeliharaannya memenuhi kebutuhan pribadi anak-anaknya yang berserah diri kepadanya di dekat salib Yesus, Tuhan kami. Kami memohon Engkau, yo Bapa, melalui doa Bunda kami, Bunga Mawar yang Gaib, untuk menjauhkan dari kami segala mara bahaya, dan melimpahkan kepada kami rahmat pertolonganMu. Kami
mohon ini kepadamu dengan perantaraan Yesus Kristus, PuteraMu dan Tuhan kami. Amin.
Bunda Maria, Bunga Mawar yang Gaib, doakanlah kami.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar