Sabtu, 26 Juli 2014

GUA MARIA MOJOSONGO SOLO

GUA Maria Mojosongo termasuk wilayah Paroki Santa Maria Regina Purbowardayari, Solo. Namun demikian yang datang berziarah tidak hanya umat wilayah paroki tersebut. Umat paroki se-kevikepan Surakarta sudah tak asing dengan tempat ziarah ini.
Sebelum menjadi tempat ziarah, tempat yang terletak di daerah Debegan RT 04/V Mojosongo, Solo ini dulunya sudah sering digunakan untuk kegiatan doa rosario bersama. Mulai tahun 1975, di tanah miring ini mulai dibangun rumah sederhana sebagai tempat peristirahatan atau tempat untuk sekadar berteduh bila hujan. Tahun 1980, Romo Pusposudarmo Pr mengumpulkan umatnya di Paroki Purbowardayan dan paroki sekitarnya dalam Misa Kudus yang dilanjutkan dengan pementasan wayang wahyu dengan dalang Nyi Lucia Sid Aminah Subanto di bangunan sederhana tersebut.
Dalam kotbahnya itulah Romo Puspo mengungkapkan keinginannya untuk membangun tempat ziarah di tempat itu. la mengetuk hati para penderma. Tak lama kemudian dibentuklah panitia pembangunan. Dan, akhirnya oleh Uskup Agung Semarang, Julius Kardinal Darmaatmadja SJ (sekarang Uskup Agung Jakarta) diresmikan dan diberkatilah Gua Maria Mojosongo itu pada tanggal 25 Desember 1983.
Setelah diberkati, dibangun pagar tembok yang mengelilingi lokasi Gua Maria itu, juga rute jalan salib, dan lain sebagainya. Direncanakan pula untuk melengkapi pembangunan Gua Maria Mojosongo, yaitu rumah joglo yang permanen di dekat altar agar umat tidak kehujanan atau kepanasan bila sedang berdoa.
Pembangunan dibuat secara bertahap sesuai dana yang ada. Namun, akhirnya ada umat yang menyumbang dengan membangun tambahan sayap dan menambah tegel keramik di joglo tersebut setelah doanya terkabul.
Gua Maria Mojosongo dibangun dengan maksud untuk menjawab kerinduan umat di Solo untuk berdevosi pada Bunda Maria. Lokasi Gua Maria Mojosongo tidak begitu luas dan jarak jalan salibnya pun tidak jauh, namun Gua Maria ini tetap me­nyimpan misteri ba­gi umat yang sering berkunjung berzia­rah ke Gua Maria Mojosongo itu.
Setiap malam Jumat pertama pukul 21.00 diadakan perayaan Ekaristi di Gua Maria oleh beberapa pastor di kevikepan Surakarta secara bergantian. Satu jam sebelum perayaan, umat berdoa rosario bersama dan setengah jam sebelumnya umat diberi kesempatan menerima Sakramen Tobat.
Banyak orang berang­gapan, tempat ziarah ini penuh misteri. Tapi banyak pula yang membantahnya. Yang pasti, sudah banyak kejadian talc terduga di tempat ini. Apalagi ketika dalam proses renovasi atau sebelum pemberkatan.
DOA KEPADA MARIA, BUNDA PENYELENGGARA ILAHI
Allah, Bapa kami, kami berterima kasih dan bersyukur kepadamu saat kami menghormati Santa Perawan Maria, Bunda Penyelenggara Ilahi. Melalui daya Roh Kudus, ia menjadi Bunda Penyelamat. Sebagai Ratu yang bertahta di sebelah kanan Puteranya, ia menolong Gereja dalam pelbagai kebutuhan dengan pemeliharaannya memenuhi kebutuhan pribadi anak-anaknya yang berserah diri kepadanya di dekat salib Yesus, Tuhan kami. Kami memohon kepadaMu, ya Bapa, melalui doa Bunda kami, Bunda Penyelenggara Ilahi, untuk menjauhkan kami dari segala mara bahaya, dan melimpahkan kepada kami rahmat pertolonganMu. Kami mohon ini kepadamu dengan perantaraan Yesus Kristus, PuteraMu dan Tuhan kami. Amin. Bunda Penyelenggara Ilahi, doakanlah kami.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar